الاثنين، 9 نوفمبر 2015

Perjalanan hidup itu anugerah

haiii... saya mungkin ga detail mengerti tentang blog, tapi liat banyak artis yang terupdate karena blog, kayaknya boleh juga dicoba buat meluapkan cerita. kali ini saya akan mulai dengan sebuah cerita, dan mungkin akan menjadi cerita bersambung. ini adalah cerita nyata yang akan saya buat menjadi sebuah cerita yang terinsporasi dari sebuah perjalanan hidup seseorang. sebut saja namanya "rayi", seorang anak yang dilahirkan bukkan dari keluarga kaya, tapi berkecukupanlah. anak terakhir dari 9 bersaudara yang wooow luar biasa yah banyak banget anaknya, tapi... saudaranya meninggal 5 orang sehingga hanya tersisa 4 oranglah saudara kandungnya Rayi. Rayi tumbuh dalam keluarga yang menyayanginya, hingga akhirnya di usianya yang ke 4th, datanglah beberapa orang yang mengaku dari pegawai bank, dan akan segera menyita rumahnya. waktu itu Rayi mengeri apa, jelas tidak mengerti apa-apa dong yah. kehidupan keluarganya drastic berubah. sang ayah yang ntah waktu itu usaha apa tak mampu melunasi hutangnya ke Bank, dan akhirnya mereka tak lagi memiliki rumah tempat tinggal. sehingga pergilah mereka menuju rumah kontakan yang sudah disiapkan oleh ayahnya. kehidupan rayi pun dimulai kembali ditempat baru dengan lingkungan yang baru. Rayi anak yang lincah dan cepat bergaul. tumbuhnya menjadi anak yang ceria, aktif dan bersahabat. rayi tak pernah mnegerti apa-apa dengan masa kecilnya yang ia tau adalah pindah rumah. ya hanya pindah rumah tak ada lagi masalah. seiring berjalannya waktu, Rayi sampailah pada usia sekolah dasar (bahkan ia tidak merasakan indahnya bersekolah di sekolah TK). bahagianya ia akhirnya dibelikan peralatan sekolah yang semuanya adalah baru (ntah uang dari mana) rayi tak mau tau, yang ia tau semua anak seumurnya masuk sekolah dan semua peralatannya baru. hari pertama sekolah..... Rayi bangun lebih pagi, dan segera mandi tanpa harus disuruh sang ibu. jam 07.00 ia berangkat je sekolah sama seperti anak lainnya, diantar oleh ibunya. hari pertama sekolah semua menunjukan bagaimana suasana sekolah disana. satu kelas dengan 60 murid satu meja diisi oleh tiga orang anak (ga kebayang kan sempitnya tuh bangku sama meja). rayi bahagia akhirnya ia sekolah dan ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajar agar menjadi seorang polwan yang jika latihan kerap ia lihat. Rayi bukan anak yang manja, bahkan dihari kedua sekolahnya, ia berangkat sendiri sedangkan teman-temannya selalu di antar oleh ibunya. di masanya ia berangkat sekolah hanya dengan uang Rp 100,00 angka yang sangat kecil jika kita bandingkan dengan tahun sekarang. tapi waktu itu Rayi masih bisa membeli gorengan, lontong dan sisanya es mambo. dan ia masih bisa menabung rp 50,00/hari. sekolah berjalan dengan baik. Rayi mampu menjalaninya dengan baik dan bahagia. teman bertambah, kegiatan pun bertambah. rayi tidak hanya melakukan kegiatan sekolah, namun jg kerap pergi mengaji tiap menjelang maghrib sampai dengan setelah isya.semua terjadi karena lingkungannya membuatnya seperti itu, dan keinginanannnya untuk belajar yang sangat besar..... to be continue,,,,,,,,,,,